islam adalah agama yang
penuh dengan kasih sayang di dalamnya. Dari namanya saja, Islam sudah
mengandung unsur kasih sayang. Islam yang merupakan mashdar dari
aslama-yuslimu, memiliki arti keselamatan. Dalam Al Quran dan Sunnah banyak
disebutkan tentang kasih sayang. Hal ini menunjukkan betapa kasih sayang
memiliki peran penting dalam Islam dan sangat dianjurkan untuk diamalkan. Allah
berfirman dalam Al Quran:
“Sungguh telah datang
kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan
yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”(QS. At Taubah: 128)
Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa
Rasulullah saw sendiri memerintahkan ummatnya untuk saling menebarkan kasih
sayang, karena niscaya itu akan membuatnya disayang oleh seluruh penduduk bumi
dan langit.
Namun yang sangat disayangkan, bahwa kini
konsep kasih sayang itu seakan hilang dan dengan suksesnya dijauhkan dari agama
Islam. Padahal, Islam adalah satu-satunya agama yang sangat menjunjung tinggi
kasih sayang terhadap sesama. Nabi Muhammad saw bersabda, “ Sesungguhnya kasih
sayang itu cabang (penghubung) kepada Allah SWT. Barang siapa yang
menyambungnya,maka Allah akan menyambung (kasih sayang-Nya) dengannya. Dan
barang siapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutus (kasih sayang-Nya)
dengannya.” (HR. Bukhori)
Maka sudah seharusnya setiap muslim
menunjukkan identitasnya dengan menempelkan symbol kasih sayang yang selalu
diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Malu rasanya jika melihat aksi-aksi
terror yang marak terjadi malah disandarkan kepada beberapa golongan dari umat
muslim sendiri, bahkan salah satu bom diledakkan di masjid dan di tengah
berkumpulnya umat Islam ketika melaksanakan shalat jumat!
Jadi, sangatlah penting kembali menanamkan dan
memupuk rasa kasih sayang dalam jiwa tiap muslim. Rasa kasih sayang hendaknya
diniatkan karena Allah semata. Makna kasih sayang tidaklah berhujung, rasa
kasih sayang adalah fithroh, karena pada dasarnya tiap manusia menyukai
ketenangan dan kasih sayang dalam kehidupannya. Kalau tidak mengaplikasikan
kasih sayang dalam kehidupannya, sudah pasti manusia tidak akan bisa
berkembang.
Mewujudkan kasih sayang bisa dimulai dari
sendiri, lalu kemudian menyebarkannya kepada siapa dan apa saja yang ada di
sekeliling kita, terutama kepada saudara sesama muslim. Hendaknya rasa kasih
sayang itu senantiasa ditunjukkan. Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan
orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama
mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka
akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan
insomnia (tidak boleh tidur) dan demam (panas dingin)." (HR. Muslim)
Ada sebuah kisah yang sangat menyentuh dari
konsep kasih sayang dalam Islam ini, yang disandarkan dari Rasulullah saw, yang
kita ketahui dari ayat yang telah saya sebutkan di awal tulisan ini, bahwa
beliau merupakan contoh sosok yang dikirim Allah swt yang memiliki sifat
penyayang kepada orang mukmin. Dan ini bukan omong kosong semata.
Diceritakan pada kejadian Fathul Makkah
(pembukaan kota Makkah). Ketika Nabi dan para sahabatnya berhasil kembali
membuka kota Makkah pada tanggal 10 ramadlan tahun 8 Hijriyah. Kejadian ini
diabadikan dalam Al Quran dan disebut sebagai ‘fathan mubiinaa’ (kemenangan
yang nyata). Ketika itu pasukan Islam dari Madinah masuk ke kota Makkah dengan
damai dan tanpa peperangan, mereka diizinkan Allah untuk mendapatkan kemenangan
besar yang selama ini ditunggu-tunggu. Ketika itu Rasulullah berpidato kepada
ribuan tawanan perang.
“...wahai manusia, hari
ini bukanlah hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang, dan
kalian semua merdeka untuk kembali ke keluarga masing-masing…”
Pasukan Islam mendengar pidato dari Rasulullah
tersebut langsung terkejut. Bagaimana mungkin, perjuangan mereka selama ini,
yang taruhannya adalah nyawa, juga diperhinakan cukup lama, namun ketika
kemenangan sudah di genggaman tangan, Rasulullah malah membebaskan musuh. Tidak
itu saja, bahkan Rasulullah memerintahkan untuk memberikan rampasan perang dan
pelbagai harta, juga ribuan onta kepada para tawanan. Sementara itu pasukan
Islam tidak memperoleh apa-apa.
Para pasukan Islam pun mengeluh dan mengajukan
protes kepada Nabi. Lalu mereka dikumpulkan dan ditanya langsung oleh Nabi,
“Sudah berapa lama kalian bersahabat denganku?”
Spontan mereka menjawab, “Sekian tahun, sekian
tahun.”
Kemudian Nabi melanjutkan pertanyaannya,
“Selama kalian bersahabat denganku, apakah menurut hati kalian aku ini
mencintai kalian atau tidak mencintai kalian?” Dan Nabi mengakhiri
pertanyaannya, “Kalian memilih mendapatkan unta atau memilih cintaku kepada
kalian?”
Para sahabat pun menangis karena cinta
Rasulullah kepada mereka, cinta yang tidak bisa ditandingi oleh bumi dan langit
sekalipun.
Begitulah sobat, bukti nyata dari tingginya
rasa kasih sayang Nabi dan penerapannya langsung yang bahkan ditujukan untuk
musuhnya yang selama ini telah menghinakan beliau. Namun dari situ Nabi ingin
menunjukkan kepada para musuh Islam, bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan
kasih sayang. Dan dengan itu, Nabi berharap bisa mengenyuhkan mereka dan
berbelok memeluk Islam melihat lembutnya Islam dan ummat muslim.
Semoga kita terus dilimpahkan ma’unahNya untuk
bisa menyebarkan kasih sayang pada siapa dan apa saja di sekeliling kita, tentu
dengan niat lillaahi ta’laa. Amiin ya Rabbal’aalamiin.
Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar