Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 07 April 2012

KASIH SAYANG



islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang di dalamnya. Dari namanya saja, Islam sudah mengandung unsur kasih sayang. Islam yang merupakan mashdar dari aslama-yuslimu, memiliki arti keselamatan. Dalam Al Quran dan Sunnah banyak disebutkan tentang kasih sayang. Hal ini menunjukkan betapa kasih sayang memiliki peran penting dalam Islam dan sangat dianjurkan untuk diamalkan. Allah berfirman dalam Al Quran:
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”(QS. At Taubah: 128)
 Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa Rasulullah saw sendiri memerintahkan ummatnya untuk saling menebarkan kasih sayang, karena niscaya itu akan membuatnya disayang oleh seluruh penduduk bumi dan langit.
 Namun yang sangat disayangkan, bahwa kini konsep kasih sayang itu seakan hilang dan dengan suksesnya dijauhkan dari agama Islam. Padahal, Islam adalah satu-satunya agama yang sangat menjunjung tinggi kasih sayang terhadap sesama. Nabi Muhammad saw bersabda, “ Sesungguhnya kasih sayang itu cabang (penghubung) kepada Allah SWT. Barang siapa yang menyambungnya,maka Allah akan menyambung (kasih sayang-Nya) dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutus (kasih sayang-Nya) dengannya.” (HR. Bukhori)
 Maka sudah seharusnya setiap muslim menunjukkan identitasnya dengan menempelkan symbol kasih sayang yang selalu diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Malu rasanya jika melihat aksi-aksi terror yang marak terjadi malah disandarkan kepada beberapa golongan dari umat muslim sendiri, bahkan salah satu bom diledakkan di masjid dan di tengah berkumpulnya umat Islam ketika melaksanakan shalat jumat!
 Jadi, sangatlah penting kembali menanamkan dan memupuk rasa kasih sayang dalam jiwa tiap muslim. Rasa kasih sayang hendaknya diniatkan karena Allah semata. Makna kasih sayang tidaklah berhujung, rasa kasih sayang adalah fithroh, karena pada dasarnya tiap manusia menyukai ketenangan dan kasih sayang dalam kehidupannya. Kalau tidak mengaplikasikan kasih sayang dalam kehidupannya, sudah pasti manusia tidak akan bisa berkembang.
 Mewujudkan kasih sayang bisa dimulai dari sendiri, lalu kemudian menyebarkannya kepada siapa dan apa saja yang ada di sekeliling kita, terutama kepada saudara sesama muslim. Hendaknya rasa kasih sayang itu senantiasa ditunjukkan. Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan insomnia (tidak boleh tidur) dan demam (panas dingin)." (HR. Muslim)
 Ada sebuah kisah yang sangat menyentuh dari konsep kasih sayang dalam Islam ini, yang disandarkan dari Rasulullah saw, yang kita ketahui dari ayat yang telah saya sebutkan di awal tulisan ini, bahwa beliau merupakan contoh sosok yang dikirim Allah swt yang memiliki sifat penyayang kepada orang mukmin. Dan ini bukan omong kosong semata.
 Diceritakan pada kejadian Fathul Makkah (pembukaan kota Makkah). Ketika Nabi dan para sahabatnya berhasil kembali membuka kota Makkah pada tanggal 10 ramadlan tahun 8 Hijriyah. Kejadian ini diabadikan dalam Al Quran dan disebut sebagai ‘fathan mubiinaa’ (kemenangan yang nyata). Ketika itu pasukan Islam dari Madinah masuk ke kota Makkah dengan damai dan tanpa peperangan, mereka diizinkan Allah untuk mendapatkan kemenangan besar yang selama ini ditunggu-tunggu. Ketika itu Rasulullah berpidato kepada ribuan tawanan perang.
“...wahai manusia, hari ini bukanlah hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang, dan kalian semua merdeka untuk kembali ke keluarga masing-masing…”
 Pasukan Islam mendengar pidato dari Rasulullah tersebut langsung terkejut. Bagaimana mungkin, perjuangan mereka selama ini, yang taruhannya adalah nyawa, juga diperhinakan cukup lama, namun ketika kemenangan sudah di genggaman tangan, Rasulullah malah membebaskan musuh. Tidak itu saja, bahkan Rasulullah memerintahkan untuk memberikan rampasan perang dan pelbagai harta, juga ribuan onta kepada para tawanan. Sementara itu pasukan Islam tidak memperoleh apa-apa.
 Para pasukan Islam pun mengeluh dan mengajukan protes kepada Nabi. Lalu mereka dikumpulkan dan ditanya langsung oleh Nabi, “Sudah berapa lama kalian bersahabat denganku?”
 Spontan mereka menjawab, “Sekian tahun, sekian tahun.”
 Kemudian Nabi melanjutkan pertanyaannya, “Selama kalian bersahabat denganku, apakah menurut hati kalian aku ini mencintai kalian atau tidak mencintai kalian?” Dan Nabi mengakhiri pertanyaannya, “Kalian memilih mendapatkan unta atau memilih cintaku kepada kalian?”
 Para sahabat pun menangis karena cinta Rasulullah kepada mereka, cinta yang tidak bisa ditandingi oleh bumi dan langit sekalipun.
 Begitulah sobat, bukti nyata dari tingginya rasa kasih sayang Nabi dan penerapannya langsung yang bahkan ditujukan untuk musuhnya yang selama ini telah menghinakan beliau. Namun dari situ Nabi ingin menunjukkan kepada para musuh Islam, bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. Dan dengan itu, Nabi berharap bisa mengenyuhkan mereka dan berbelok memeluk Islam melihat lembutnya Islam dan ummat muslim.
 Semoga kita terus dilimpahkan ma’unahNya untuk bisa menyebarkan kasih sayang pada siapa dan apa saja di sekeliling kita, tentu dengan niat lillaahi ta’laa. Amiin ya Rabbal’aalamiin.

Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar