TANGGUNG
JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHOLIFAH ALLAH
Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah, keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus
umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatu atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung hawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunya kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu
berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab
atas kewajibannya. Sudah tentuk bagaimana kegiatan belajar mahasiswa, itulah
kada pertanggung jawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah
kada pertanggung jawabannya.
Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ita
tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan, dan lain-lain. Padahal ia
menghadapi ujian. Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya,
berarti pula ia tidak bertanggung jawab.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau
pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya atas kepentingan pihak lain.
Timbulnya tanggung jawab itu karena manusa itu hidup bermasyarakat dan hidup
dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia
lain dan terhada alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan,
keserasian, keselarasan, antara sesama manusia dan antara manusia dan
lingkungan.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan
tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan
demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadanaan baik. Dari
sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang
akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang
harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat,
atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian,
pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan
pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian,
keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara
manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu,
dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh
usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Keluarga adalah komponen terpenting dalam mendidik seorang anak,
disinilah awal terbentuknya jatidiri seorang anak. Maka dari itu keluarga
muslim merupakan asas dari seluruh elemen masyarakat. Pembinaan keluarga muslim
berujud pendidikan Islam dan pelaksanaan utama dari pendidikan ini adalah
bermula dari Ibu dan Ayah yang muslim. Jika orangtua mendidik anak dengan baik,
dan dengan kuat juga menanamkan keimanan Islam di diri si anak, maka akan kuat
juga lah keimanan dan ketaqwaan anaknya.
Semua orang dalam keluarga mempunyai tanggung jawab masing-masing yang
akan dipertanyakan nanti di akhirat kelak. Seorang Ibu mempunyai tanggung jawab
dalam mendidik anak sedari kecil. Karena Ibu adalah orang yang melahirkan,
menyusui, dan lebih sering berinteraksi dengan anak, oleh karena itu seorang
Ibu memegang andil yang cukup besar dalam pembentukan jatidiri seorang anak.
Tapi bukan hanya Ibu saja yang bertanggung jawab dalam keluarga. Ayah adalah
figur seorang pemimpin didalam keluarga, karena itu semua yang terjadi didalam
keluarga Ayah lah yang bertanggung jawab. Contoh:
“Seorang anak yang bernama A menjadi pecandu narkoba dan pemabuk
dilingkungannya, hal ini disebabkan
karena kurangnya pendidikan agama yang diberikan sewaktu ia masih kecil,
karena sang Ibu terlalu sibuk mengurusi kepentingannya sendiri. “
Dalam kasus ini yang bertanggung jawab dihadapan ALLAH nanti adalah kedua
orangtua. Ibu selaku orang (“pilar”) terpenting dalam mendidik anak, dan Ayah
selaku pemimpin dalam sebuah keluarga. Jika dalam sebuah perusahaan majalah
terdapat pegawai yang membuat suatu kesalahan, maka yang dimarahi oleh atasan/
bos dari perusahaan bukan hanya pegawai tersebut kan? Kepala redaksi juga akan
terkena imbasnya, karena ia bertanggung jawab atas pekerjaan bawahannya. Yah
begitulah kira-kira analogi kedudukan pertanggungjawaban seorang ayah terhadap
keluarganya.
Seorang anak juga mempunyai tanggung jawab dalam keluarganya. Tanggung
jawab seorang anak berupa menjaga nama baik keluarga, menjaga kepercayaan yang
diberikan orangtua kepada si anak, dan kelak seorang anak akan menjadi pemimpin
dalam keluarga mereka sendiri serta mempertanggungjawabkan keluarga mereka
dihadapan ALLAH nanti.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْأَمِيرُ
الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ
عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَىبَيْتِ
بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ
سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya : "Ketahuilah bahwa kalian semua adalah pemimpin, dan
kalian akan ditanya tentang kepemimpinan kalian. Pemimpin di antara manusia dia
akan ditanya tentang kepemimpinannya. Laki-laki adalah pemimpin bagi
keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin
dalam rumah tangga serta anak-anak suaminya dan dia akan ditanya tentang
mereka. Budak/ pembantu adalah pemimpin dari harta tuannya dan dia akan ditanya
tentangnya. Ketahuilah bahwa kamu sekalian adalah pemimpin dan kalian akan
ditanya tentang tentang kepemimpinannya" (HR Bukhari dan Muslim)