Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 31 Maret 2012

KEBUDAYAAN BANGSA TIMUR



Kebudayaan Arab

Bertolak dari definisi kebudayaan diatas, maka menurut Penulis bahwa yangdimaksud dengan kebudayaan Arab adalah segala sesuatu yang didapatkan olehmasyarakat arab yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan lainnya. Kebudayaan arab tersebut dapatterlihat dalam tingkah laku masyarakat arab nya sehingga menjadi khas atau ciri yangmembedakan dengan masyarakat lainnya. Atau bisa juga dikatakan bahwa budayaarab adalah potensi yang ada pada manusia yang akan mencipta dan membuat karyaserta merasa yang didominasi dengan nuansa arab. Salah satu cirinya yang khasadalah penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dan pergaulan sehari-hari.Kawasan budaya Arab terdiri dari Timur Tengah dan Afrika Utara, yangmeliputi Turki, Iran, Israel, Lebanon, Irak, Yordania, Syiria, Mesir, dan kerajaan-kerajaan yang ada dikawasan Teluk Persia. Juga meliputi Maroko, Al-Jazair, Tunisia,dan Lybia.Untuk lebih memahami kebudayaan arab, maka sebaiknya kita mengetahuikondisi dari arab itu sendiri, baik kondisi wilayahnya maupun masyarakatnya sebelumIslam datang.

1. Kondisi Wilayah Arab Pra Islam
Jazirah Arabia merupakan sambungan dari wilayah gurun yang membentang daribarat Sahara di Afrika hingga timur melintasi Asia, Iran Tengah, dan Gurun Ghobi diCina. Wilayah itu sangat kering dan panas karena uap air laut yang ada disekitarnya(laut Merah, Laut Hindia, dan laut Arab). Tidak memenuhi kebutuhan untuk mendinginkan daratan luas yang berbatu, namun demikian wilayah ini kaya akanbahan perminyakan

Para penulis klasik membagi negeri Arab menjadi 3 bagian; Arab felix, ArabPetra, dan Arab Gurun, didasarkan atas pembagian wilayah itu ke dalam tiga kekuatanpolitik pada abad pertama Masehi, yaitu kawasan yang bebas, kawasan yang tunduk pada penguasa Romawi, dan kawasan yang secara nominal berada pada kendaliPersia. Arab Gurun meliputi gurun pasir Suriah-Mesopotamia (Badiyah). WilayahArab Petra (gunung Batu) berpusar didaratan Sinai dan kerajaan Nabasia, dengan ibukota Petra. Wilayah Arab Felix mencakup bagian lainnya disemenanjung Arab, yangkondisinya tidak banyak diketahui

Secara Geografis, bangsa Arab mayoritas menempati jazirah Arab dan jugadaerah-daerah sekitar jazirah. Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian yaitu bagiantengah dan bagian pasir. Disana, tidak ada sungai yang mengalir tetap, yang adahanya lembah-lembah berair di musim hujan. Sebagian besar jazirah Arab adalahpasir Sahara yang memiliki sifat dan keadaan berbeda-beda, pasir Sahara tersebutdapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Sahara Langit, memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180 mil dari timur kebarat, disebut juga sahara nufud. Oase dan mata air sangat jarang, tiupan anginseringkali menimbulkan kabut debu yang mengakibatkan daerah ini sulitditempuh

2) Sahara Selatan, yang membentang menyambung Sahara Langit ke arah timursampai selatan Persia. Hampir seluruhnya merupakan daratan keras, tandus, danpasir bergelombang. (bagian yang sepi).

3) Sahara Harrat, suatu daerah yang terdiri dari tanah Hat yang berbatu hitambagaikan terbakar. Gugusan batu-batu itu menyebar di keluasan sahara ini,seluruhnya mencapai 29 buah

Jazirah Arabia merupakan daerah daratan padang rumput yang gersang, yang disela-sela bebatuan yang luas berikut padang pasirnya. Letak wilayah ini di ujung baratdaya Asia, seblah Utara dibatasi oleh daratan Syam, sebelah timur oleh Teluk persiadan laut Oman, sebelah selatan dibatasi oleh Samudera India, sedangkan sebelahbaratnya dibatasi oleh Laut Merah. Udaranya sangat panas-dibanding dengan wilayahtropis- dan rumput-rumput yang tumbuh merupakan sisa-sisa resapan air saat musimdingin dan musim hujan. Padang-padang rumput itu biasanya ditandai oleh oas


Dalam bidang hukum, bangsa Arab ternyata menjadikan adat sebagai sumberhukum dengan berbagai bentuknya. Misalnya dalam hukum perkawinan pada saat itudikenal dengan
 Istibla, poliandri, maqthu’, badal,dan shighar. Laki-laki juga bolehberpoligami dengan jumlah tak terbatas. Dalam hal warisan, anak kecil danperempuan tidak mendapatkan bagian

Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Dr. Badri Yatim, M.A menjelaskanbahwa peradaban pra Islam merupakan pengaruh dari budaya bangsa-bangsadisekitarnya yang lebih awal maju dari pada kebudayaan dan peradaban Arab.Pengaruh tersebut masuk ke jazirah Arab melalui beberapa jalur; yang terpenting diantaranya adalah:
(1) melalui hubungan perdagangan dengan bangsa lain,
(2) melaluikerajaan-kerajaan protektorat, Hirrah dan Ghassan, dan
(3) masuknya misi Yahudidan Kristen.Melalui jalur perdagangan, bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsaSyria, Persia, Habsyi, Mesir (Qibthi), dan Romawi yang semuanya telah mendapatpengaruh dari kebudayaan Hellenisme. Melalui kerajaan-kerajaan protektorat, banyak berdiri koloni-koloni tawanan perang Romawi dan Persia di Ghassan dan Hirrah.Penganut Yahudi juga banyak mendirikan koloni di jazirah Arab, yang terpenting diantaranya adalah Yatsrib. Begitu juga Kristen yang masuk ke jazirah Arab adalahaliran Nestorian di Hirrah dan aliran jacob-barady di Ghassan. Daerah kristen yangterpenting adalah Najran, sebuah daerah yang subur. Kristen tersebut berhubungandengan Habasyah (Ethiopia), negara yang melindungi agama ini. Penganut aliranNestorianlah yang bertindak sebagai penghubung antara kebudayaan Yunani dankebudayaan Arab pada masa awal kebangkitan Islam

.Dari uraian di atas ternyata kita dapat melihat meskipun kondisi sosial Arab saatitu masih cenderung terbelakang, tetapi memiliki peradaban yang tinggi. Hal tersebutkarena masyarakat Arab telah dapat berinteraksi dengan negeri-negeri sekitarnyasehingga dapat saling mempengaruhi.

D. Kebudayaan Islam
Jika dikatakan bahwa kebudayaan itu adalah hasil daya pemikiran dandiaktualisasikan dalam prilaku manusia. Maka, Islam bukanlah kebudayaan. Karen


Islam itu bukan produk manusia. Islam adalah wahyu dari Allah Swt yangdisampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung ajaran-ajaran danperaturan-peraturan untuk dijadikan panduan dalam kehidupan manusia agar bahagiadi dunia dan di akhirat.Walaupun Islam bukan kebudayaan, tetapi Islam mendorong manusia untuk berkebudayaan. Islam mendorong manusia untuk berfikir, berekonomi, bermuamalah,berpendidikan, dan lain-lain. Dengan kata lain bahwa Islam bukan kebudayaan tetapimendorong, mendidik, dan melahirkan kebudayaan. Misalnya: Allah Swtmemerintahkan untuk mendirikan shalat. Tentu saja, perintah Allah Swt itu bukanlahsebuah kebudayaan karena merupakan wahyu dari Allah Swt. Ketika kita hendak mendirikan shalat, maka kita pun akan melihat apa yang telah dicontohkan RasulullahSaw. Ternyata Rasulullah mencontohkan shalat itu dengan berjamaah,berbaris/bershaf rapi, rapat dan lurus. Shalat tersebut kita dirikan terus menerus.Maka secara tidak langsung Islam mendidik kita untuk hidup berjamaah/bekerjasama,tidak egois, hidup rapi, tertib dan lurus. Dan itu menjadi sebuah kebudayaan yangdiajarkan dalam Islam.Atau contoh lain, ketika Allah Swt melarang kita untuk mendekati zina. Makakita akan berfikir bagaimana caranya, dan hal-hal apa saja yang termasuk kategorizina itu. Selanjutnya kita pun akan mengaktualisasikannya dalam prilaku. Diantaraprilaku yang akan kita jauhi karena termasuk kategori zina adalah pergaulanbebas/ 
ikhtilath
, tidak menjaga pandangan, membuka aurat, dan lain-lain. Maka darisana akan lahir sebuah budaya Islam, yakni menutup aurat,
ghaddul bashar 
, menjagainteraksi, dan lain-lain.Dapat dikatakan secara sederhana bahwa budaya Islam adalah segala sesuatuyang dipraktikkan oleh manusia baik kepercayaan (keimanan), ibadah, bersikap,berkata, berinteraksi/bermuamalah, dan tingkah laku apa saja yang bersumber dariAllah Swt (Al-
Qur’an) dan Rasulullah SAW (Hadits/Sunnah).
Hal ini dapat difahamidemikian karena Islam adalah apa yang telah diterangkan oleh Allah dan Rasul-Nya,sedangkan segala sesuatu yang tidak diterangkan dalam Al-
Qur’an dan Rasul
-Nyadalam perkara agama, maka hal itu bukanlah Islam, walaupun bisa saja perkaratersebut telah menjadi kebiasaan dan populer dikalangan masyarakat Arab ataumasyarakat Islam lainnya. Allah Swt telah berfirman:
“….
 Apa yang diberikan Rasulkepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka  
tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat kerashukuman-Nya

(Qs. Al-Hasyr; 59:7).Atau dapat dikatakan juga bahwa kebudayaan Islam adalah sebagai aktualisasidari nilai-nilai Islam yang tertanam dalam hati seseorang atau masyarakat.Kebudayaan itu disebut sebagai kebudayaan Islam apabila bertolak dari nilai-nilaiIslam. Singkatnya, kebudayaan Islam itu adalah sebuah kebudayaan yang menjadikannilai-nilai Islam sebagai pijakan dalam berbagai kegiatan dalam kurun waktu yangrelatif lama, sehingga menjadi tradisi atau kebiasaan.Ciri khas kebudayaan Islam adalah berasaskan tauhid. Artinya mengesakanAllah Swt. Segala ibadah dan perbuatannya dipersembahkan hanya kepada Allah Swtsaja tidak kepada yang lainnya. Selain itu, budaya Islam memiliki prinsip-prinsipyang tegas, yakni dipagari dengan ketentuan
 Halal-Haram, dan selalu memperhatikan Mashlahat-Mafsadat.




E. Antara Kebudayaan Arab dan Kebudayaan Islam
Ada sebagian kaum muslimin yang beranggapan bahwa budaya Arab adalahbudaya Islam, begitupun sebaliknya. Mungkin mereka beralasan bahwa Islam turun di jazirah Arab, Al-Qu
r’an berbahasa Arab, dan Nabi Muhammad Saw adalah orang
Arab.Pemahaman seperti ini jika dilihat secara sekilas nampaknya seperti benarpadahal sebetulnya salah besar bahkan bisa berakibat fatal. Mereka beranggapanbahwa Arab adalah Islam. Contoh akibat yang fatal dari pemahaman tersebutdiantaranya ada sebuah kasus kekerasan berupa penyiksaan fisik yang dialami olehseorang TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang bekerja di Arab. Tubuh wanita tersebutbanyak luka akibat pukulan, pikirannya tidak ingat lagi dengan orang-orang sekitarkarena seringnya dibenturkan ke dinding oleh majikan, kulitnya melepuh, dan kakinyapun lumpuh tidak bisa berjalan lagi. Dari kasus ini, maka kemudian sebagian orangmenganggap bahwa Islam adalah keras, radikal, dan tidak berprikemanusiaan. Merekaberanggapan seperti itu sebab pelakunya adalah orang Arab, tinggal di Arab,berbahasa Arab, memiliki janggut tebal, memakai baju gamis, dan bersorbanmisalnya.Atau contoh lain, ketika ada kertas yang bertuliskan Arab maka kemudianmenganggap bahwa itu adalah Al-
Qur’an sehingga dianggap suci dan haru dihormati, dan disimpan ditempat yang bersih dan tinggi padahal tidak mengetahuibagaimana content  nya itu.Walhasil
, bahwa Arab tidak sama dengan Islam, sebaliknya Islam tidak samadengan Arab. Begitupun kebudayaan Arab tidak sama dengan kebudayaan Islam.Kebudayaan Arab terbatas kepada hasil cipta, karya, dan rasa dari masyarakat Arabdan diaktualisasikan oleh orang-orang Arab itu sendiri. Berbeda dengan kebudayaanIslam sebagai kebudayaan yang merupakan aktualisasi dari nilai-nilai Islam denganbersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits tidak terbatas pada sebuah zona atau wilayahtertentu dan tidak hanya berlaku untuk masyarakat tertentu saja karena Islam menjadi
rahmatan lil’alamin



KESIMPULAN

Sebelum Islam datang, kondisi Arab berada dalam kegelapan dan kebodohan(
 Jahiliyah Kehidupan mereka jauh dari ketauhidan karena sebagaian besarmasyarakat berada dalam kemusyrikan dengan menyembah berhala. Wanita ibaratbarang bahkan tidak ada harganya. Akhlaknya pun bejat dan rusak.Islam datang di negeri tersebut dibawa oleh seorang rasul yang merupakan asliorang Arab, Nabi Muhammad Saw. Dengan datangnya Islam, maka budaya-budaya jahiliyah itu pun kemudian diluruskan atau dihapus. Masyarakat dibawa kepadaketauhidan beribadah hanya kepada Allah Swt saja. Wanita memiliki kedudukan yangsama dengan laki-laki. Dan akhlak mereka pun menjadi
akhlak karimah Budaya Arab berbeda dengan Budaya Islam. Kebudayaan Arab adalah produk manusia yang bersumber dari manusia juga, sedangkan kebudayaan Islam bersumberdari nilai-nilai Islam berupa Al-
Qur’an dan Al-Hadits. Kebudayaan Arab terbataswilayah dan berlaku untuk orang-orang Arab saja, sedangkan Islam dapatdiaktualisasikan tidak hanya oleh orang Arab saja tetapi untuk semua orangdimanapun berada.Hanya tentu saja, Arab menjadi terangkat dan memiliki kedudukan tersendirikarena Islam turun di jazira Arabia, Al-Qur’an berbahasa Arab, dan Nabi Muhammad
Saw adalah asli orang Arab. Inilah salah satu impact npositif yang diterima Arabdengan kehadiran Islam



Minggu, 18 Maret 2012

ANEKA RAGAM KEBUDAYAAN



LATAR BELAKANG

1. Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

2. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

TUJUAN

3. Cara pandang terhadap kebudayaan

3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang “elit” seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah “berkebudayaan”.
Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang “berkebudayaan” disebut sebagai orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan sebagai orang “dari kebudayaan yang lain.” Orang yang “tidak berkebudayaan” dikatakan lebih “alam,” dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran “manusia alami” (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan “tidak alami” yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan “jalan hidup yang alami” (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak elit” dan “kebudayaan elit” adalah sama – masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

3.2 Kebudayaan sebagai “sudut pandang umum”
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan – perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
3.3 Kebudayaan sebagai Mekanisme Stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

4. Penetrasi kebudayaan
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

4.1 Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

4.2 Penetrasi Kekerasan (penetration violante)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

Kebudayaan, kesenian, bukum, adat istihadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga, pakaian, system computer, non materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan / keyakinan serta bahasa.
Para kebudayaan sering mengartikan norma sebagai tingkah laku rata-rata, tingkah laku khusus atau yang selalu dilakukan berulang – ulang. Kehidupan manusia sellau ditandai oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan dengan kebaikan bertingkah lak, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar perilaku sosial termasuk perlaku komunikasi manusia.
Nilai adalah konsep-konsep abstrak yang dimiliki oleh setiap individu tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, patut atau tidak patut.
Unsur penting kebudayaan berikutnya adalah kepercayaan / keyakinan yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu di sekelilingnya. Jadi kepercayaan / keyakinan itu menyangkut gagasan manusa tentang individu, orang lain, serta semua aspek yang berkaitan dengan biologi, fisik, sosial, dan dunia supernatural. Unsure penting kebudayaan adalah bahasa, yakni system kodifikasi kode dan symbol baik verbal maupun non verbal, demi keperluan komunikasi manusia.
Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma budaya.
MENURUT PARA AHLI
Kebudayaan dalam Pandangan Sosiologi
Bagaimana para sosiolog mendefinisikan kebudayaan Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari interaksi sosial antar manusia dalam masyaralat mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
1. Keseluruhan (total) atau pengorganisasian way of life termasuk nilai-nilai, norma-norma, institusi, dan artifak yang dialihkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui proses belajar (Dictionary of Modern Sociology).
2. Francis Merill mengatakan bahwa kebudayaan adalah :
• Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
• Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
3. Bounded et.al (1989), kebudayaan. adalah sesuatu yang terbentuk oleh Pengembangan dah transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya symbol bahasa sebagai rangkaian simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
4. Mitchell (ed) dalam Dictionary of Soriblogy mengemukakan, kebudayaan adalah sebagian dari perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia (dan produk yang dihasilkan manusia) yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal.

Kebudayaan Dalam Pandangan Antropologi
Bagaimana seorang antropolog mendefinisikan kebudayaan?
1. Berdasarkan. Eri cyclopedia of Sociology, kebudayaan menurut Para antropolog diperkenalkan Pada abad 19. Gagasan ini Pertama. kali muncul di zaman renaisans untuk menggarnbarkan adat istiadat, kepercayaan, bentuk-bentuk sosial, dan bahasa-bahasa Eropa. di masa. silam yang berbeda dengan masa kini. Periode kedua dari kebudayaan terjadi tatkala konsep ini mulai mendapat pengakuan bahwa kini manusia itu berbeda-beda berdasarkan wilayah diatas muka bumi, variasi itu diperkuat oleh bahasa yang mereka gunakan, ritual yang mereka praktekan serta berdasarkan jenis-jenis masyarakat di mana mereka tinggal.
2. Malinowski mengatakart bahwa kebudayaan merupakan kesatuan dari dua aspek fundamental, kesatuan pengorganisasian yaitu tubuh artifak dan sistem adat istiadat.
3. Kebudayaan adalah perilaku yang dipelajari, seorang tidak dapat dilahirkan dengan tanpa kebudayaan, kebudayaan itu bersifat universal, setiap manusia memiliki kebudayaan yang dia peroleh melalui usaha sekurang-kurangnya melalui belajar secara biologis.

Kebudayaan merupakan “jumlah” dari seluruh sikap, adapt istiadat, dan kepercayaan yang membedakan sekelompok orang dengan kelompok lain, kebudayaan ditransmisikan melalui bahasa, objek material, ritual, institusi (milsanya sekolah), dan kesenian, dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. (Dictionary of Cultural Literacy).

Beberapa Konsep Yang Berkaitan Dengan Kebudayaan

Untuk memahami kebudayaan secara keselurahan maka ada baiknya saya mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan kebudayaan, beberapa diantaranya selalu digunakan secara bergantian dalam membahas komunikasi antar budaya.
• Budaya Dominan
• Common culture
• Sub kultur
• Cultural lag
• Culture shock
• Kebudayaan tradisional
• Multikultural

APA ITU EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA??
Yakni menciptakan komunikasi yang efektif melalui pemaknaan yang sama atas pesan yang dipertukarkan.
Secara umum, sebenarnya tujuan komunikasi antar budaya antara lain untuk menyatakan identitas sosial dan menjebatani perbedaan antar budaya melalui perolehan infomasi baru, pengalaman atas kekeliruan dalam komunikasi antar budaya sering membuat manusia makin berusaha mengubah kebiasaan berkomunikasi, paling tidak melalui pemahaman terhadap latar belakang budaya orang lain. Menurut Wiliam Howell (1982), setiap individu mempunyai tingkatan kesadaran dan kemampuan yang berbeda-beda dalam berkomunikasi antar budaya. Tingkat kesadaran dan kemampuan itu terdiri atas empat kemungkinan, yaitu :
1. Seseorang sadar bahwa dia tidakmampu memahami budaya orang lain.
2. Dia sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain.
3. Dia tidak sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain.
4. Dia tidak sadar bahwa dia tidak mampu menghadapi perbedaan antarbudaya, keadaan ini terjadi manakala seseorang sama sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya dia tidak mampu menghadapi perilaku budaya orang lain.

Para ahli komunikasi antarbudaya mengemukakan berbagai konsep tentang effektivitas komunikasi antarbudaya, milsanya :
1. Komunikasi antarbudaya akan efektif kalau setiap orang yang terlibat dalam proses komunikasi mampu meletakkan dan memfugnsikan komunikasi di dalam suatu konteks kebudayaan tertentu.
2. Efektivitas komunikasi antarbudaya sangat ditentukan oleh sejauhman manusia meminimalkan kesalahpahaman atas pesan-pesan yang dipertukarkan oleh komunikator dan komunikan antarbudaya.
3. Salah satu studi yang pernah dilakukan Hammer (1987) menetapkan tiga tema sentral efektivitas komunikasi,

Berdasarkan konsep tersebut diatas maka uraian ini membahas suatu pendekatan umum yang menerangkan sejauh mana pengaruh factor-faktor pribadi atau gaya komunikasi individu mampu memberikan konstribusi atau bahkan memprediksi efektivitas komunikasi antarbudaya.

AKSIOMA EFEKTIVITAS KOMUNKASI ANTARBUDAYA
Dikatakan sebagai aksioma Karena konsep yang hendak dipahami itu selalu ada dalam perikehidupan manusia.

EFEKTIVITAS HUBUNGAN DAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Yang lebih penting adalah motivasi antarpirbadi yang ada di balik hubungan sosial itu sehingga mampu memberikan atribusi bagi pengembangan hubungan social dan kepuasaan hubungan antarpribadi.
Efektivitas komunikasi antarbudaya didahului oleh hubungan antarbudaya. Hubungan antarbudaya bukan terjadi sekilas tetapi terus menerus sehingga kualitas berubah dan mengalami kemajuan kearah kualitas hubungan yang baik dan semakin baik.

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN IKLIM KOMUNIKASI YANG POSITIF
Iklim komunikasi yang positif akan mendukung fungsi komunikasi sedangkan iklim komunikasi yang negative akan menghambat fungsi komunikasi. Iklum komunikasi yang positif maupun negarif itu ditentukan oleh tiga factor yang positif maupun negative itu ditentukan oleh tiga factor berikut ini :

1. Faktor derajat kognitif
2. Perasaan positif, dan
3. Tindakan yang menunjukan kemampuan.

FAKTOR DERAJAT KOGNITIF
Komunikasi antarbudaya mengharuskan setiap pelakunya berusaha mendapatkan, mempertahankan dan mengembangkan aspek-aspek kognitif bersama.
Indentitas pribadi
Indentitas pribadi itu berasal dari pengalaman pribadi saya yang unik, sedangkan identitas social merupakan cirri khas kelompok budaya yang saya peroleh dari pengalaman bergaul dengan kelompok budaya saya.

Tindakan yang Menunjukkan Kemampuan
Dimensi terakhir dari iklim komunikasi yang positif adalah tindakan untuk menunjukkan kemampuan yang kita sebut tingkat perilaku.

Identitas Variabel Komunikasi Antarbudaya
Tiga komponen penting bagi pecinta kompetensi komunikator, yakni motivasi berkomunikasi antarbudaya, pengetahuan, yakni motivasi berkomunikasi antarbudaya, pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi antarbuday.
Pesan kita bicara tentang pesan dalam komunikasi antar budaya yaitu pesan yang berisi maksud, pikiran, dan gagasan seorang komunikator. Pesan-pesan itu biasa berbentk verbal dan non verbal yang dapat dipahami bersama.
Media kita berbicara mengenai media antarbudaya, yang oleh komunikator dapat dilakukan melalui pemilihan media yang menghubungkan perbedaan dua atau lebih budaya. Media itu bisa merupakan pilihan bentuk komunikasi, cara dan kebiasaan berkomunikasi antarpribadi, antarkelompok, komunikasi public dan komunikasi massa.
Komunikan kita berbicara mengani komunikan, yakni sasaran komunikasi yang berbeda kebudayaan dengan komunikator.
Efek Kita berbicara tentang efek atau umpan balik komunikasi antarbudaya berarti berbicara tentang bentuk-bentuk dari dampak.


Keterampilan Komunikasi dan Manusia Terisolasi
Ada empat factor yang membentuk keterampilan berkomunikasi antarbudaya, yakni :
1. bagaimana mengubah diri menjadi lebih sadar tentang hakikat interaksi antarbudaya.
2. Bersikap toleran terhadap interaksi dan pesan-pesan yang seringkali bersikap mendua.
3. Bersikap Empati, dan
4. Kemampuan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian dalam interaksi antarbudaya.

Variabel Gaya Pribadi
Komunikasi antarbudaya yang difungsional itu disebabkan Karena orang terlalu menampilkan self oriented yang berlebihan sehingga orang itu menjadi congkak, dan menunjukkan gagasan gaya pribadi berikut ini sering kali tampil dalam komunikasi antar pribadi.
Etniosentrisme
Etniosentrisme adalah suatu perasaan superior atau keunggulan dari suatu kelompk orang yang menganggap kelompok lain lebih interior dan kurang unggul.
Toleransi, Sikap Mendua dan Keluwesan
Komunikasi antarbudaya mengandung sifat mendua, yakni kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain.
Empati
Empati dimaksudkan agar anda mulai mengerti dan memahami orang lain “dari dalam”, dari kerangka piker (gagasa yang dia komunikasika), perasaan dan perbuatan (Rogers, 1983), Tindakan empati di awal komunikasi antarbudaya dapat dilakukan melalui kegiatan mendengar secara aktif dan akurat, demikian yang dikemukakan oleh Hammer (1989) Liliweri (1994).
Keterbukaan
Dengan keterbukaan bukan berarti bahwa setiap orang harus membuka diri seluas-luasnya, namun membuka kesempatan untuk sama-sama mengetahui informasi tentang diri maupun tentang lawan bicara.
Kompleksitas Kognitif
Kompleksitas Kognitif mengacu pada kemampuan pribadi untuk mengetahui, dan mengalami orang lain.
http://www.mediafire.com/?6vwoa4yk3m9vs2j


Sabtu, 10 Maret 2012

MANUSIA DAN HAKEKAT MANUSIA


Bab III
Pembahasan

A)Siapa sebenarnya manusia itu?
               Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya.
               Dan sebagaimana yang telah Allah jelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia di antara makhluk yang lain.
               Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perfektif, ada yang mengatakan masnusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah pernyatakan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan manusia menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan “mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan mengungguli mahluk yang lain. Manusai juga dikatakan sebagai homo faber hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan menciptakannya. Salah satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai homo ludens (mahluk yang senang bermain).
               Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban hari ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan terhadap manusia. Ada pendapat bahwa agama telah menghancurkan kepribadian manusia serta telah memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memaksa ketika berhadapan dengan kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa.
               Manusia menurut Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk yang memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang tidak memiliki sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang mempunyai kontak tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia.
               Itulah berbagai jawaban ketika ditanya siapa manusia itu sebenarnya. Banyak jawaban berbeda yang akan kita dapatkan.Dan terkadang bisa jadi antara pendapat satu dengan yang lain saling bertentangan.Ada yang mengatakan bahwa manusia dengan kekuatannya sendiri dapat melakukab segalanya.Namun di sisi lain ada juga yang berpendapat bahwa manusia hanya mengikuti takdir yang berlaku pada dirinya.Kedua pendapat yang bertentangan itu akan membingungkan jika tidak kita hadapi dengan bijak.
               Menurut Islam,manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercaya untuk menjadi khalifah di muka bumi.Dengan segala usaha,kerja keras,dan do’a manusia dapat menemukan jalan kehidupannya sendiri,kecuali pada beberapa ketetapan yang tak bisa diubah(rezeki,mati,jodoh).
              
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar’ad ayat 11
               “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung mereka selain Dia.”



















B. KONSEP MANUSIA

1. Pengertian Manusia Menurut Al-Qur’an
Apa dan siapa sebenarnya manusia itu? Manusia adalah makhluk ciptaan Allah; ia berkembamg dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungannya; ia berkecenderungan beragama. Itulah antara lain hakikat wujud manusia yang lain ialah bahwa manusia itu adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok.
Dalam Alqur'an ada 3 kata yang digunakan untuk menunjukan arti manusia, yaitu
1. insan / ins / annas
2. basyar
3. bani adam / dzurriyat adam
Sedangkan yang paling banyak di jelaskan dalam alquran adalah Basyar dan insan . kata Basyar menunjukan manusia dari sudut lahiriyahnya ( fisik) serta persamaanya dengan manusia seluruhnya , sepeti firman Allah dalam surat Al-Anbiya : 34-35
"kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu ( Muhamad ) maka apabila kamu mati apakah mereka akan kekal ? tiap - tiap yang berjiwa akan mati. kami akan menguji kamu dengan kebaikan dan keburukan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kami kamu dikembalikan "
kata insan digunakan untuk menunjuk manusia dengan segala totalitasnya , fisik psikis, jasmani dan rohani. di dalam diri manusia terdapat tiga kemampuan yang sangat potensial untuk membentuk struktur kerohaniahan , yaitu nafsu , akal dan rasa.
nafsu merupakan tenaga potensial yang berupa dorongan untuk berbuat kreatif dan dinamis yang yang dapat berkembang kepada dua arah , yaitu kebaikan dan kejahatan. sebagaimana Firman Allah dalam surat as-Syam 8 :
" maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) esesatan dan ketakwaan "
Akal sebagai potensi intelegensi berfungsi sebagai filter yang menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah yang didorong oleh nafsu akal akan membawa manusia untuk memahami , meneliti dan menghayati alam dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuandan kesejahteraan . " akan tetapi Orang - Orang yang lalim itu mengikuti hawanafsunya tanpa ilmu pengetahuan " ( Qs Arrum : 29 )
sedangkan rasa merupakan potensi yang mengarah kepada nilai - nilai etika, estetika dan agama. " Sesungguhnya orang yang mengatakan : tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka berIstiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka" (Qs Al Ahqaf : 13)
Ketiga potensi Dasar diatas membentuk Struktur kerohaniahan yang berada Di dalam diri manusia yang kemudian akan membentuk manusia sebagai insan. Konsep basyar dan insan merupakan konsep islam tentang manusia sebagai individu . Sedangkan dalam Hubungan social Alqur’an memberikan istilah Annas yang merupakan jamak dari kata insane dan perwujudan kualitas keinsanian manusia ini tidak terlepas dari konteks sosialnya dengan lingkungan.
2. Proses Kejadian Manusia
Di dalam Alqur’an Proses kejadian Manusia dapat di jelaskan sebagai berikut :

   1. Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, ( Qs Al Hijr : 28 )
   2.Dari segumpal tanah lalu menjadi nutfah ( didalam rahim ), segumapl darah, segumpal daging, tulang dibungkus dengan daging dan akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna (Qs Almukminun ; 12-14 )
3. Ditiupakn Ruh (Qs Alhijr : 29 )
   4.Sebelum ruh ditiupkan , ketika masih di alam ruh manusia telah berjanji mentauhidkan Allah (Qs Al A’raf : 172 )
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi.
Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran , hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi kimiawi. Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi bentuk” (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet.
Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara lain dalam surat al-A’la 1-2 dan Nuh 14.
Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan Adam, maka dapat menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu proses.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah, diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan “selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang , maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.

Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, karena subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.
Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang bukan baru,dengan arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini konsisten dengan ungkapan malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan menjadikan di bumi mereka yang merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan malaikat tersebut memberi pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan jenis makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan hanya Allah.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian, pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan.
Oleh karena al-Quran tidak bicara tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis berbicara tentang asal-usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan penemuan fosil. Semua itu bersifat sekedar pengayaan saint untuk menambah wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis hanya bersifat relatif dan pada suatu saat dapat disanggah kembali, jika ada penemuan baru.





3. Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainny.
Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).


C)Tujuan manusia diciptakan
Menurut Al-Qur’an Tuhan berfirman :
Adz-Dzaariyaat (51 ayat 56) :
“dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku.”
Awal ibadah ialah tafakur dan berdiam diri, selain untuk mengingat
Alloh.. Sebenarnya bertafakur satu jam lamanya adalah lebih baik dari
pada beribadah selama satu tahun
Sebaik-baiknya Ibadah adalah bertafakur tentang Alloh dan kekuasaan-
Nya. Tafakur merupakan kunci untuk membuka pintu Ma’rifat dan
mempelajari Rohani yang tersembunyi.
Arti ibadah :
Ketahuilah bahwa bebas dari kesibukan lain demi tenggelamnya dalam
ibadah dapat terjadi bila memiliki waktu yang luang dan hati yang
masih kosong . dan ini merupakan salah satu hal amat penting dalam
ibadah, yang tampa hal ini kehadiran hati tidak mungkin terjadi, dan
ibadah yang dilakukan tampa kehadiran hati tidak ada nilainya.
Yang membuat hati hadir itu ada dua. Yang pertama adalah memiliki
waktu yang luang dan hati yang masih belum disibukan oleh apapun.
Sedangkan yang ke dua adalah membuat hati memahami penting ibadah,
yang dimaksud waktu luang’ adalah kita harus menyisihkan waktu kita
khusus untuk Ibadah di mana kita harus mencurahkan diri semata-mata
untuk ibadah tanpa di ganggu pemikiran atau kesibukan lain.
Berikut ini kami mencoba menjelaskan pokok persoalan ini.
Orang yang saleh tentu akan memperhatikan waktu waktu ibadahnya dalam
keadaan apapun. Tentu saja dia akan memperhatikan waktu-waktu shalat,
yang merupakan tindakan ibadah yang penting, dan melaksanakannya,
dengan sebaik-baiknya, tidak memikirkan pekerjaan lain selama waktu-
waktu itu.
Dan bila beribadah, itu dilakukan dengan tak bersungguh-sungguh atau
asal-asalan saja, karena menganggap ibadah sebagai menghalangi apa
yang dibayangkannya sebagai tugas penting.
Namun ibadah semacam itu bukan saja tidak memiliki kecemerlangan
spiritual, namun juga patut mendapat murka Alloh, dan orang seperti
itu adalah orang yang meremehkan shalat dan mengabaikannya.
Aku berlindung kapada Alloh dari meremehkan Shalat dan dari tidak
memberikan makna yang sepatutnya kepada shalat.
D)Untuk siapa manusia hidup?
Ada caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada tuhan yang benar,
beribadah kepada tuhan dapat dibagi dalam tiga tahap :

Tahap I. Bekerjalah untukku.
Engkau harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di dunia
ini hal itu telah terkait dengan tuhan (Alloh) karena Dia adalah
penguasa tertinggi di Dunia.
Al-Insaan (76 Ayat 30 ):
“Dan tiadalah kamu berkehendak kecuali yang di kendaki Alloh.
Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Tahap II. Semata-mata demi aku.
Apapun yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu
sendiri. Siapakah engkau sebenarnya ?
Tuhan berkata : “Akulah yang bersinar dalam dirimu” kata Aku ini
timbul dari yang Esa, dari ROH itu sendiri.
“Apapun yang kau lakukan, lakukanlah bagi kepuasan-Ku, demi Aku.
Kerjakanlah semua atas nama-KU.
Bertindaklah sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa aemua yang kau lakukan
hanyalah demi Aku. Disini kata “Milik-Ku atau “Aku” menunjukan ROH,
bukan badan Jasmani.
Tahap III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku
Engkau harus mengerti petunjuk ini.Bakti adalah pernyataan taqwa.Emosi yang dinamakan taqwa memancar dari ROH.Taqwa yang sebenarnya berarti bakti, adalah sebutan untuk ROH.
Prinsip taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap perbuatan, perkataan dan pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan bahwa segala sesuatu yang kau lakukan, katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat untuk
menyenangkan Tuhan saja. Tidur, makan dan berbagai kegiatan dalam kehidupan sahari-hari kau lakukan karena cinta kepada Aku dan Aku timbul dari ROH.
Al-An’aam (6 ayat 162)
Katakanlah, “Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku
(hanyalah) untuk Alloh, Tuhan semesta alam”.
            Jadi,seluruh kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah untuk Allah. Ibadah, kerja,belajar,shalat,mati,dan semuanya hanyalah untuk Allah.Dan semua itu memang milik Allah semata.



E. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH

1. Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba.
Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya.
Tanggungjawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya.”

(Muttafaq ‘alaih)
Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.

2. Manusia Sebagai Khalifah Allah.
Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk menjadi khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajipan menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah.


Firman Allah SWT :

Artinya :

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.”

(Al-Baqarah:30)
Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang paling istimewa.
Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.”
(Al-Ahzab: 72)

Optimalisasi Kemampuan
Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting bagi manusia untuk dapat mengembangkan diri dan mengoptimalkan kemampuanya. Optimalisasi kemampuan tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia itu sendiri terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. Manusia diberikan kelebihan fisik tersebut guna memasimalkan tugas kekhalifahan di bumi. Dengan otak manusia diharapkan kehidupan di bumi secara umum dapat berkembang dengan baik dan terjaga dari kerusakan. Dengan tangan, manusia diharapkan memiliki kemampuan mencipta, dalam arti memnafaatkan potensi sumber daya dari Allah. Dengan lisan manusia diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dari hal-hal tersebut di atas maka jelaslah bahwa optimalisasi kemampuan tercermin dari optimalisasi potensi materi yang dimiliki oleh manusia dari Allah. Sekarang kita bisa melihat hasilnya yaitu dengan adanya kapal, pesawat terbang, motor, mobil, dan teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk kemashlahatan makhluk- manusia, hewan, dan tumbuhan.
Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Sesungguhnya semua fasilitas yang sudah tersedia di dunia secara gratus seperti tumbuhan, binatang, angin, udara, air dan apapun adalah untuk manusia. Tentunya hal tersebut dimaksudkan untuk membantu kekhalifahan manusia di bumi. Allah berkali-kali mengatakan bahwa dalam melakukan sesuatu hal, janganlah pernah melampaui batas. Artinya manusia harus bisa berlaku normal sebagaimana adanya. Allah mengatakan bahwasanya potensi-potensi alam itu tidak akan pernah habis tetapi hal tersebut berlaku apabila manusia memnafaatkan dengan sewajarnya. Namun, kejadian sekarang ini, akibat pengaruh industrialisasi, seluruh potensi alam hampir habis di serap untuk kepentingan manusia tanpa berpikir baik buruknya sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem. Sesungguhnya hal tersebut tidak harus terjadi apabila manusia taat dan patuhpada perintah Allah. Janganlah melampaui batas.
Optimalisasi alam bukanlah dengan tindakan mengeruk sebanyak-banyaknya potensi alam semesta. Akan tetapi, optimalisasi sebenarnya dimaksudkan untuk mengatur semaksimal mungkin perihal pengelolaan alam. Sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Hutan tidak akan habis hanya oleh karena alasan industrialisasi atau perluasan masalah tempat tinggal. Dengan potensi otak manusia telah diberi akal untuk berpikir bagaimana menyeimbangakan segala potensi kehidupan dan alam semesta.
Walaupun Al Quranul Karim telah memberitahu tugas dan tanggungjawab manusia di dunia ini dan diberitahu mereka yang menunaikan tanggung jawab akan masuk ke Syurga, manakala yang tidak bertanggung jawab akan ke Neraka, namun tidak semua manusia percaya berita ini serta beriman dengannya. Bahkan yang percaya dan beriman dengannya pun, karena tidak mampu melawan nafsu serta mempunyai kepentingan-kepentingan peribadi, ramai yang tidak dapat benar-benar memperhambakan diri kepada Allah dan gagal menjadi khalifah-Nya yang mentadbir dan mengurus dunia ini dengan syariat-Nya. Karena itulah Allah Taala berfirman dalam surat Saba 13 :


Artinya: “Sedikit sekali daripada hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’: 13)
Keoptimalan peran manusia sebagai khalifah dibumi akan tercapai dengan sempurna apabila manusia dapat memanfaatkan segala pikiran hebatnya yang dianugerahkan dari Allah dengan menciptakan teknologi yang canggih dengan berdasarkan nilai-nilai keilahiyahan (sifat-sifat Allah -Asmaul Husna-) dan keislaman dengan kemampuan seni mengatur keseimbangan potensi alam dan lainnya dengan dipimpin oleh seorang khalifah yang robbani yang memerintah berdasarkan Syariat Islam.
Apabila hal-halk tersebut tidak tercapai seluruhnya maka tidak pula tercapai keoptimalisasian peran kekhalifahan manusia. Kalaupun terjadi, maka hal tersebut belum dan tidak maksimal. Jadi, pada dasarnya setiap umat manusia mengemban tugas yang maha penting untuk memerankan kekhalifhan di bumi.




F)TUGAS MANUSIA DI BUMI
            Manusia dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.Allah.Dia pernah memberi amanat kepada bumi tapi bumi tak sanggup untuk memikulnya,begitu juga dengan gunung.Dan akhirnya manusialah yang dipercaya unutuk mengemban amanat itu.
            Sebagai wakil Allah di bumi ini,manusia salah satu tugas manusia adalah untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini.Serta menjalin hubungan dengan Allah,dengan sesama manusia,dan dengan lingkungan kehidupannya.
Wallahu ‘alam bishawab










BAB IV
PENUTUP
  1. Kesimpulan

Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingan denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai makhluk dan khalifah di bumi.
  1. Saran
Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda,supaya menjadi manusia yang berguna didunia dan diakhirat,maka penulis menyarankan agar bagi setiap umat manusia harus saling tolong menolong, janganlah kalian bercerai berai, taatilah peraturan undang-undang dan hukum yang berlaku di setiap negara,dan jangan lupa bagi umat muslim kita harus selalu beribadah kepada allah SWT, mentaati peraturanya dan menjauhi laranggannya. perbanyaklah sedekah dan janganlah kamu meninggalkan shalat serta Zakat, sebab shalat dan zakat adalah tiket menuju jalan kebenaran dan kebaikan.